Minggu, 21 Maret 2010

SELF JUSTIFICATION; Kenali dan Hati-hati!

Self justification merupakan satu penyakit yg melanda hati ketika dihadapakn pd tuntutan hokum syara yg dianggap berat, sedangkan Qt blum memaksimalkan upaya u/ mmenuhinya. Perasaan bahwa diri masih jauh lebih baik dr org lain terkadang muncul sbgai penghibur hati yg sebenarnya diliputi rasa bersalah. Bahayanya, bila perasaan seperti ini terus dibiarkan, Qt akan mnjadi org yg keras hati dan terus-menerus dlm kemaksiatan serta lalai untuk memperbaikinya.
Ada 3 indikator u/ mendeteksi kehadiran self justification ini, perhatikan baik2:

1. “Paling tidak, aku lebih baik dr org lain”
Ini hanyalah bisikan setan agar Qt lalai dlm memenuhi hukum syara. Ketika belum mampu melaksanakan shalat tepat waktu, Qt akn mengatakan pd dr sendiri, “masih mending aku masih mau shalat, daripada mereka yg tdk pernah shalat.” Contoh lainnya bagi akhwat, ketika belum bisa memakai kerudung dengan kaffah, Qt menghibur hati dengan,”Ah,masih mending aku mau menutup aurat. Daripada tidak sama sekali.” Astaghfirullah.. Hati2! Self Justification seperti ini bisa menggiring kpada kemaksiatan yg lebih besar lagi.
Jika Qt mw merenung, “siapakah sebenarnya shg Qt berhak menentukan aturan baik dan buruk?” Semua peraturan sudah sepatutnya hanya b’sumber dr Allah SWT semata. Yang baik dari-Nya sudah tentu baik bg Qt. Berbeda dg standar baik menurut manusia. Bisa jd standar baik menurut manusia, belum tentu sama dg standar baik di mata Allah. Ini krna manusia makhluk yg relative. Dg hawa nafsunya, manusia sering mengkompromi kebenaran. Padahal Islam menuntut setiap muslim u/ menegakkan aturan Allah secara kaffah, tdk ada kompromi.
Dalam salah satu ayat-Nya, Allah berfirman, “Dan tidaklah patut bg laki2 beriman&perempuan mukmin, apabila Allah telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bg mereka pilihan yg lain ttg urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat, sesat yg nyata.”(Qs.33:36)

2. “Aku akan berubah di masa mendatang”
Pemikiran semacam ini jelas salah, karena tdk ada seorang pun yg bs menjamin esok hari masih bernyawa. Qt tak bs menjanjikan bahwa suatu saat dimasa yg mendatang akan lebih baik. Satu2nya yg pasti terjadi adalah kematian. (Dan) setiap ummat ada ajalnya. Apabila ajal sudah datang, tdk dapat mereka (berusaha) mengundurkan ataupun memajukan walau sesaat.”(Qs.7:34)
Janagnlah menunda-nunda melakukan kebaikan. Jangan sampai Qt belum sempat melakukan kebaikan ketika malaikat mencabut nyawa ini. Lakukanlah perubahan saat ini juga selagi Allah masih memberikan kesempatan hidup. Sebagaimana Firman-Nya, “Dan bersegeralah kpda ampunan dr Tuhanmu dan kpda surga yg luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan u/ org2 bertakwa.”(Qs.3:133)

3. “Aku belum mampu melakukannya, terlalu sulit”
Lagi2 Qt membuat alas an u/ menunda amal Shaleh. Alasan bahwa Islam itu sulit&tdk mudah dicerna adalah sesuatu yg berlebihan. Sungguh, Islam diturunkan sbgai rahmatan lil ‘alamin, sesuai dg batas kemampuan & tdk pernah mempersulit manusia. Allah swt berfirman, “Allah tdk akan membebankan atas diri seseorang kecuali sekadar kemampuannya. (QS.2:286).
“Selama hatiku masih tetap bersih, Allah pasti mengampuniku.” Memang benar, Allah swt adalah Maha Pengampun. Tapi bukan berarti Qt melegitimasi u/ melalaikan hukum syara.
“Apakah kamu tidak memperhatikan org yg menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yg dikehendaki-Nya & mereka tdk dianiaya sedikitpun.(QS.4:49)

-----------------Wallahu a’lam Bisshowab----------------

^^Saudaraku..Mari bersama2 jujur pd dr sendiri & Bertakwa pd Allah swt. Akui dan perbaiki segala kekurangan Qt. Jgn mudah u/membuat alasan2 atas kesalahan Qt. Jgn menyepelekan kesalahan dan kekurangan Qt. Bukankah salah satu ciri orang mukmin adlah mawas diri, menerima nasihat, dan bertaubat jk b’buat kesalahan?? Sekecil apapun Kesalahan itu!! Wallahu a’lam…

__Oleh: Aulia Hasanah, MaPI, Juni 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar